Hukum Newton 1 ǀ Bunyi, Kerangka Inersia, Cara Menentukan Kerangka Acuan Inersia, dan Contohnya



Bunyi hukum Newton sebenarnya tidak hanya satu pernyataan saja. Kita akan membahas hukum Newton 1 secara lengkap, kedua bunyi (pernyataannya), cara penentuan kerangka inersia (sudut pandang pengamat), dan contohnya.


Seseorang naik bis tiba-tiba terdorong ke belakang atau ke depan. Jika dia ditutup matanya dan tidak tahu dia sedang berada di dalam bis, maka dia akan menyimpulkan ada hal gaib yang mendorongnya. Itulah kerangka inersia (sudut pandang).



Pada pembahasan kecepatan relatif dan percepatan relatif, kita telah memahami sedikit tentang kesamaan perhitungan percepatan antara pengamat dari suatu sudut pandang diam terhadap kerangka inersia dan pengamat dari sudut padang yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap pengamat pertama.




CONTOH KASUS



Seorang astronot yang diam di luar angkasa mengukur percepatan bintang jatuh yang berada di luar angkasa pula. Hasil ukur percepatannya akan sama dengan pengamat yang mengukur percepatan bintang jatuh dari bumi. 


Hal ini terjadi karena bumi bergerak dengan kecepatan konstan (percepatannya nol) terhadap astornot. Dalam bab ini, kita memberi istilah “kerangka acuan” untuk mengganti istilah sudut pandang pengamat.


Kita dapat mengatakan bahwa kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap kerangka acuan inersia adalah kerangka acuan inersia pula. Bumi adalah kerangka acuan inersia dan astornot adalah kerangka acuan inersia. 


Jika bumi bergerak dipercepat atau kecepatannya tidak konstan maka bumi menjadi kerangka acuan non inersia. Perhitungan astronot dan pengamat di bumi akan memiliki hasil yang berbeda.


Bukankah bumi memiliki percepatan sentripetal terhadap matahari? Lantas, mengapa masih disebut kerangka acuan inersia? 


Bumi sebenarnya bukan kerangka acuan inersia yang mutlak tetapi percepatan sentripetal bumi terhadap matahari jauh lebih kecil dibanding percepatan gravitasi bumi (g) sehingga kita dapat mengabaikannya


CARA MENENTUKAN KERANGKA INERSIA (SUDUT PANDANG PENGAMAT)



Bagaimana kita menentukan kerangka acuan inersia? Hal ini dinyatakan dalam hukum Newton 1 tentang gerak, yang disebut juga hukum inersia atau hukum kelembaman


Bunyi hukum Newton 1 : Jika benda tidak berinteraksi dengan benda lain maka kita dapat mengidentifikasi sebuah kerangka acuan dimana benda itu memiliki percepatan nol”


Kita melihat benda yang diam tiba-tiba bergerak tanpa ada gaya dari luar seperti halnya bola yang diam tiba-tiba menggelinding di lantai bis karena bisnya berjalan. Dalam hal ini, kita adalah kerangka acuan non inersia. Saat bola tersebut diam di tengah tidak kemana-mana karena kecepatan bis konstan, kita menjadi kerangka acuan inersia.


Pernyataan Lain Hukum Newton 1“Jika benda tidak mendapat gaya eksternal saat dilihat dari kerangka acuan inersia maka benda yang bergerak akan tetap bergerak dan benda yang diam akan tetap diam”


Kecenderungan benda untuk mempertahankan posisinya untuk diam atau tetap bergerak disebut dengan inersia. Benda menolak segala upaya untuk mengubah kecepatanya yaitu kecepatan nol (diam) atau kecepatan tidak nol (bergerak). 


Hal ini kentara saat kita menaiki kendaraan yang melaju kemudian berhenti secara mendadak. Semula, badan kita bergerak seiring kendaraan yang melaju yang kemudian condong ke depan saat ia mendadak berhenti.


Bagaimana saat kita menilai benda yang diam ternyata telah diberi gaya hanya saja gaya yang berkerja padanya memiliki resultan gaya yang nol?. Secara pengamatan ia diam, tetapi sebenarnya ada gaya eksternal yang berekrja padanya. Hal ini akan kita bahas pada hukum Newton 2.


Baca selanjutnya : Hukum Newton 3 ǀ Bunyi Hukum, Persamaan Gaya Aksi-Reaksi, & Contoh Kasus



Kesimpulannya, pernyataan (bunyi) hukum Newton 1 tekait kata "mempertahankan posisi" harus ditinjau dari beberapa aspek, yaitu kerangka inersia (sudut pandang pengamat). Kita perlu menentukan kerangka acuan yang digunakan, salah satu contohnya diam terhadap bumi. Tanpa kerangka acuan yang jelas, kita akan bingung menafsirkan fenomena yang terjadi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel