Bukan Mengeja! Inilah Kegiatan Literasi untuk Anak 2 - 4 Tahun


Literasi adalah kemampuan seseorang dalam memahami informasi melalui proses membaca dan menulis. Literasi pada anak akan membantu ia memiliki kemampuan tersebut dan memudahkan ia dalam berkomunikasi. Kegiatan seperti mengenalkan bacaan dan tulisan yang berbeda setiap hari akan membantu kesiapan anak sebelum memasuki pendidikan formal. Lalu, apa kegiatan dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan literasi anak?

Bukan dengan mengeja bacaan secara langsung, namun anak memerlukan kegiatan seperti bercerita, membacakan kata, berbicara dengan bahasa yang benar, bernyanyi, melabeli benda di rumah, atau mencocokan huruf

Berikut kegiatan literasi untuk anak usia 2-4 tahun.

1. Bercerita


Mendengarkan cerita akan membantu anak mengenal suara, kata, dan bahasa. Hal ini diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasinya. Jika kemampuan komunikasi tidak berkembang baik, maka anak akan cenderung mudah frustasi karena kesulitan untuk mengutarakan keinginannya.

Berbagai kegiatan bercerita tidak hanya dilakukan dengan duduk, membuka buku, dan anak mendengarkan. Orang tua dapat bercerita dengan video, cerita bergambar, menggunakan boneka jari/ boneka tangan, pertunjukkan boneka bayangan, bercerita dengan kostum yang ekspresif, bercerita dengan bayangan tangan, bercerita dengan story map, atau menggambar sambil bercerita.

Biarkan anak memilih buku yang ingin dibacakan, sediakan buku/ video/ cerita gambar tentang hewan, transportasi, atau kehidupan sehari-hari. Orang tua dapat menunjukkan cara membuka buku, menebak gambar-gambar dalam buku, bertanya tentang perkiraan hal yang akan terjadi, bertanya di akhir cerita.
kegiatan literasi untu 2-4 tahun

2. Ucapan dan Bahasa


Keluarga adalah lingkungan awal yang berperan dalam perkembangan bahasa dan ucapan anak. Anak perlu diajak berbicara dengan struktur bahasa dan pelafalan yang benar. Orang tua juga perlu membiasakan untuk menggunakan bahasa baku dan bertanya sebelum memberi sesuatu. Contohnya saat anak meminta minum, bunda memberi minum dengan mengatakan "Apa adik mau minum? Ini minumnya, terima kasih".

Pembiasaan tiga kata baik, seperti terima kasih, tolong, dan maaf perlu dilakukan berulang. Orang tua juga perlu memberikan contoh pada anak dengan mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu dan maaf saat keliru.

Bunda juga perlu mendorong anak untuk berbicara dengan cara eye contact, membenarkan pengucapan anak yang keliru, atau menegaskan hal yang sedang ia alami. Contohnya adalah "tadi, adik jatuh? apa adik sakit? dimana yang sakit?" atau saat dia sedang marah "apa adik kesal atau jengkel? mengapa adik jengkel? apa karena mainannya hilang?". Bunda dapat melatih bahasa tubuh, seperti mengangguk saat setuju atau menggeleng saat tidak setuju.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah bernyanyi bersama, mengenalkan kata baru yang lengkap dengan gambar dan tulisan, kata dengan gerak (terbang, makan, kenyang), berbagai media atau permainan juga dapat dilakukan.

Jenis permainan yang dapat dilakukan adalah balok dengan tulisan huruf, boneka, mobl-mobilan, atau mainan yang dapat membangkitkan imajinasi anak. Batasi mainan yang menggunakan baterai, seperti piano elektrik dan sebagainya. Usahakan mainan yang digunakan dapat digerakan, digeser, dipindah, dan bersifat manual.


3. Huruf (Alfabet)


Mengenalkan huruf, angka, dan bentuk adalah momen yang mengasyikkan. Kita dapat mengajak si kecil untuk berinteraksi dengan lingkungan. Bunda hanya perlu mencari cara terbaik yang sederhana, menarik, dan menyenangkan untuk melatih keterampilan mengenal bentuk huruf. Hindari terlebih dahulu kegiatan hands-on (tanpa lembar kerja).

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan bernyanyi huruf, meliukkan badan sesuai bentuk huruf, mencocokan huruf, menjepit kertas bertuliskan kata tertentu dengan jepit jemuran alfabet, melukis huruf, tos huruf sesuai perintah, beri makan monster alfabet, stampel huruf, menemukan huruf pada wadah, menyusun puzzle, menempelkan huruf pada pola huruf, dan menghias kue alfabet.


4. Menulis


Jika kegiatan sebelumnya lebih menekankan pada pengenalan huruf, maka kegiatan menulis menekankan pada memahami bentuk dan struktur huruf. Berbagai kegiatan menarik tanpa kertas dapat dilakukan.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah menulis huruf di atas pasir/ garam/ adonan, membentuk huruf dari adonan, melengkapi sudut huruf yang hilang, menulis di lantai dengan kapur, memotong kertas berpola, menggaris pola dari garis putus-putus, menempel potongan kertas pada pola, menjahit dengan tali pada pinggiran bentuk, atau meremas kertas.


5. Mengeja


Terdapat berbagai teknik mengeja, bunda dapat membaca artikel di bawah untuk menemukan teknik yang tepat untuk anak. Mengeja dapat diawali dari pengenalan bunyi huruf, menulis huruf melalui garis putus-putus, awali dari benda di sekitar anak yang terdiri dari dua suku kata, menuliskannya pada lego panjang dan anak menyusun lego pendek di atasnya, menuliskan di atas batu dan menyusun suku kata, lukis kata, melabeli benda sesuai kata, atau rangkai kata dengan manik-manik.

Baca juga: 


Kesimpulan


Orang tua perlu mengembangkan kemampuan literasi anak, sebelum ia menempuh sekolah formal. Berbagai kegiatan tanpa lembar kerja lebih disarankan agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan tujuan melatih keterampilan motoriknya. Kegiatan yang sederhana, menarik, dan menyenangkan untuk anak usia 2-4 tahun begitu diperlukan agar anak dapat merasakan belajar sambil bermain.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel