Anak Cerdas Sering Bermasalah secara Akademik! Ini Penjelasannya

Mengapa anak cerdas (talented/ superior/ genius) sering bermasalah secara akademik? Anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata itu termasuk anak berkebutuhan khusus. Ia cenderung mudah bosan dan frustasi karena kemampuannya tidak diimbangi dengan pengalaman belajar yang seharusnya ia dapatkan.


Tidak sampai disana, anak ini memiliki lompatan perkembangan kognitif yang relatif lebih cepat dengan anak normal seusianya. Ia memiliki imajinasi yang hebat dan kreatifitas yang tinggi. 


Hal ini menyebabkan ia lebih suka bergaul dengan orang yang memiliki usia di atasnya dan dianggap aneh oleh anak seusianya.


Skor intelegensi anak cerdas ini biasanya berada pada rentang di atas 120. Bagaimana dengan anak yang berprestasi tetapi IQ-nya tergolong normal? Setiap anak memiliki bakat secara umum, tetapi belum tentu ia termasuk dalam kategori anak cerdas talented.


Berikut sebuah kisah anak cerdas, tetapi ia sering bermasalah di bidang akademik. Kita sebut saja namanya Rian. Sejak SMA, Ria sering pindah-pindah sekolah dan membuat ibunya kewalahan. Bersyukur, ibu Rian adalah seorang guru di tingkat SMA yang mudah mengurus mutasi anaknya. 


Selama di SMA, Rian tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Rian mampu menyelesaikannya dengan cepat, namun ia sering membuat ulah setelah ia menyelesaikan tugasnya. Hal ini yang membuat sekolah kerepotan dan memutuskan untuk mengeluarkan Rian.


Anak Cerdas Sering Bermasalah secara Akademik! Ini Penjelasannya


Sampai pada akhirnya, Rian lulus SMA. Ibunya meminta Rian untuk mengikuti tes masuk ke perguruan tinggi negeri. Tak disangka, ia diterima di tiga universitas ternama Indonesia. Ibu Rian memintanya untuk memilih salah satu dan inilah jawaban Rian "Apakah ibu ingin kasus-kasus sebelumnya terulang kembali? Mungkin, saya bisa masuk tetapi belum tentu bisa lulus"


Ibu Rian memaklumi dan membiarkan anaknya tidak kuliah. Selama di rumah, Rian bermain game online. Ia tidak hanya bermain, tetapi mempelajari sistem dari game tersebut. Hingga pada akhirnya, ia mampu menarik minat para pengembang game negara lain dan bekerja sama dengan mereka.


Semua orang tua ingin memiliki anak cerdas. Tetapi, apakah kita siap dengan resikonya? Ia tidak akan berkembang sebagaimana tahapan anak normal, kebiasaannya dan cara berpikirnya berbeda, ia tidak mampu menyesuaikan dengan kurikulum atau sistem, dan pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan akan terdengar tidak biasa untuk anak seusianya. Rintangan yang akan orang tua lewati juga tidak akan mudah untuk ditebak.


Baca lainnya : 


Itulah sedikit cerita pengalaman terkait anak cerdas yang sering bermasalah secara akademik. Sebagai orang dewasa, kita harus hati-hati dalam memberikan label pada anak yang kita anggap "bermasalah". Bisa jadi, ia adalah anak cerdas yang memerlukan perlakuan khusus. Label buruk yang orang terdekatnya berikan dapat menurunkan motivasi dan kepercayaan dirinya. Ini akan menjadi sangat sia-sia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel